BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 08 Desember 2010

Banjir Wasior Papua

Menurut Menteri Kehutanan, musibah banjir di Wasior disebababkan oleh tingginya curah hujan. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan danau yang berada di wilayah atas kemudian meluap. Luapan tersebut yang membuat tanah di sekitar danau tidak mampu menyerap dan mengakibatkan longsor.Menurutnya, pengaruh utamanya adalah curah hujan yang tinggi.Beliau menjelaskan, musibah longsor yang terjadi juga akibat tata ruang yang tidak baik. Menurutnya, perluasan kota pada kawasan hutan produksi terbatas di wilayah tersebut.Karena kalau hutan dibuka sedikit, bisa mempercepat longsor.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir bandang di Wasior, Papua Barat, disebabkan tekstur tanah yang terlalu gembur dan curah hujan yang tinggi. Hasil penelusuran tim BNPB menegaskan bahwa banjir bukan disebabkan pembalakan liar.Menurut Ketua BNPB Syamsul Maarif, tim investigasi BNPB datang ke Wasior tanggal 3 Oktober 2010. Ia mendapatkan informasi bahwa ada polemik ilegal logging terkait bencana tersebut,tetapi memang tidak terlihat ada penebangan.
tetapi beliau mengakui kalau illegal logging itu ada, tetapi tidak di wilayah Morowali.Selain itu, jenis batuan sepanjang Pegunungan Wondiboy berumur tua dan homogen, serta lapisan lapuknya tipis. Batuan berupa batuan metamorf berupa genes (gneis) kuarsa yang sifatnya mudah hancur dan batuannya mudah pecah.Struktur geologi yang berkembang berupa patahan (sesar) yang memanjang dari utara sampai selatan di bagian puncak dan kaki pegunungan bagian barat. Keberadaan sesar tersebut mengakibatkan terbentuknya daerah (zona) hancuran yang rentan terhadap longsor oleh hujan dan guncangan gempa bumi.Diketahui pula pemicu utama banjir Bandang Wasior Papua Barat adalah curah hujan yang tinggi dan lama. Curah hujan sepuluh jam terakhir sebelum kejadian mencapai 179 mm. Kondisi curah hujan ini jauh diatas normal (ekstrim) dari rata-rata 200 mm per bulan.Curah hujan ekstrim memicu longsoran-Iongsoran di daerah lereng terjal dan menyeret pepohonan, kemudian bahan rombakan ini mengalir ke alur lembah sungai yang berkelok-kelok mengalami hambatan dan terjadi pembendungan. Bahan rombakan yang terdiri dari air, batuan lepas, dan natang pohon dapat membendung alur sungai di beberapa bagian. Kemudian curah hujan yang tinggi menyebabkan bendung yang terbentuk tidak kuat menahan beban akhirnya jebol.Dalam perjalanannya material yang mengalir semakin ke bawah menggerus dan menyeret batuan yang dilaluinya dan pepohanan yang tumbuh disepanjang pinggiran aliran sungai. Pada akhirnya volume aliran bahan rombakan bertambah banyak, sehingga menyebabkan banjir bandang. Aliran bahan rombakan pada daerah curam, bergerak sangat cepat dan mempunyai daya erosi yang besar, sedangkan pada daerah yang datar alirannya melambat dan menyebar luas.Energi atau momentum aliran bahan rombakan di daerah dataran sangat besar walaupun kecepatannya melambat tetapi oleh karena melibatkan massa material yang sangat besar. Akibatnya apapun yang ada di depannya akan terseret ke arah hilir atau pantai.
Wilayah terdampak umumnya berada di dataran yang dekat dengan daerah aliran sungai Terdapat 8 (delapan) daerah aliran sungai yang mengalami banjir bandang, yaitu dari utara sampai ke selatan: Sungai Maemari, Rakwa, Moru, Anggris, Manggurai, Iriati, Wondamawi I, dan Sungai Isei.Terjadinya banjir bandang pada 8 sungai tersebut di atas secara bersamaan berkaitan dengan karakter faktor geologi, kecuraman lereng, dan pemicu curah hujan bersifat sama (homogen). Total luas daerah terdampak sekitar 12,5 km2 dan volume material yang terendapkan di dataran rendah pantai sekitar 12,5 juta m3.Bencana banjir bandang ini mengakibatkan korban jiwa (153 orang meninggal dan 146 orang hilang) dan korban luka (310 orang), kerusakan fasilitas umum jaringan listrik; jaringan air minum, jembatan, jalan raya, pelabuhan, pasar, rumah sakit, perkantoran, dan pertokoan), dan pengungsian di dalam dan di luar Kabupaten Teluk Wondama mencapai 4.625 orang.

0 komentar: